Monday, February 20, 2023

Puber kedua pada pria dan perselingkuhan

Denger deddy issue ini jadi paham bahwa pria di usia sekitar 40 tahun masuk puber kedua. Sedang wanita di usia 40 tahun insting dan kondisi fisiknya menjaga pertumbuhan anak anaknya. Pria puber kedua yg tidak matang dan jahat, menjadikan kondisi puber keduanya dan hasrat seksualnya terhadap wanita yg kelihatan muda dalam perilaku perselingkuhan. Bukannya menerima dan mengaku kalau sekarang sedang kondisi puber kedua dan minta istrinya kalau bisa mengikuti harapannya buat berdandan/didandani kelihatan sama sama muda. Laki laki dewasa yang matang, bijaksana dan mapan mental dan finansialnya biasanya akan bilang sm istrinya "kayaknya puber kedua, nih.  kita coba yuk sama sama bersemangat muda dan mengingat masa muda kita dulu pas pacaran" dengan begitu puber keduanya terjadi harmonis dan meminimalisir konflik. Tapi bila berselingkuh dengan wanita yg lebih muda, dia lari dari kenyataan bahwa sebenarnya dia sudah mulai menuju usia tua. Ketika aktivitas seksual dengan selingkuhannya yg muda berakhir. dia merasa jadi tua lagi, jadi bapak lagi dan pikirannya  berpikir lagi gimana caranya aku harus kembali merasa muda lagi. Tindakannya justru makin parah dengan konsumsi obat kuat dan makanan minuman stamina buat mengimbangi selingkuhan mudanya, yg bisa berbahaya buat jantungnya sendiri. Kalau sekarang baru ramai wanita bisa kelihatan awet muda karena childfree, ini sudut pandang dari dari deddy yg seorang pria tentang bertambah usia dari sisi psikologis dan biologis.

https://noiceid.onelink.me/cyOg/6u8b9qvo 

Monday, May 10, 2021

Kanjeng Ratu Kidul



Kanjeng Ratu Kidul disebutkan sebagai Roh Suci yang mempunyai sifat mulia dan baik hati, Pada umumnya dia menampakkan diri hanya untuk memberi isyarat / peringatan akan datangnya suatu kejadian penting. Kanjeng Ratu Kidul memiliki kuasa atas ombak keras samudra Hindia dari istananya yang terletak di jantung samudra. penelitian atropologi dan kultur masyarakat Jawa dan Sunda mengarahkan bahwa legenda Ratu Laut Selatan Jawa kemungkinan berasal dari kepercayaan animistik prasejarah yang jauh lebih tua lagi, dewi pra-Hindu-Buddha dari samudra selatan yang membaur dengan pandangan setempat tentang Nyegara Gunung, dimana segara (laut) sebagai manivestasi ibu dan bumi serta gunung sebagai manisvestasi bapak atau langit. Antropolog Belanda Roy E. Joordan, setelah meneliti sosok Ratu Kidul, berpendapat bahwa sosok tersebut sudah lama ada di tanah Jawa, bahkan ada sebelum masuknya Hindu ke Nusantara. Pada jaman Hindu-Budha, menurut Roy, sosok Ratu Kidul sering diidentikkan dengan dewi Tara Hijau.
Tapi, setelah masuknya agama Samawi ke tanah Jawa, sosok ini menjelma menjadi semacam ratu bangsa jin seperti yang digambarkan pada Babad Tanah Jawi. Semenjak itu, sifat angker melekat pada Ratu Kidul, padahal sebagai Tara hijau, sosok ini dahulunya dianggap sebagai sosok penyelamat dari marabahaya. Dewi Tārā sendiri mewujudkan banyak kualitas prinsip feminin. Dia dikenal sebagai Bunda pemelihara, Pengasih dan Pengasuh. Dia adalah sumber, aspek perempuan dari alam semesta, yang melahirkan kehangatan, welas asih, dan kelegaan dari karma buruk seperti yang dialami oleh makhluk biasa dalam siklus kehidupan. Dia melahirkan, memelihara, tersenyum pada ciptaan, dan memiliki simpati untuk semua makhluk seperti yang dilakukan seorang ibu untuk anak-anaknya. #KanjengRatuKidul #RatuKidul #indonesia #goddess #myth #draw #drawing #art #arts #illust #illustrator #illustration #illustrations #drawings #sketch #sketches #pencildraw #pencildrawing #pencilsketch #pencilart #watercolor

Sunday, May 9, 2021

Nyi Roro Kidul




 Nyi Roro Kidul dikenal sebagai tokoh Mitologi yang beredar di sekitar Wilayah Laut Selatan. Disebut sebagai bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul berwujud wanita yang cantik molek dengan atribut baju hijau. Nyi Roro Kidul dipercaya menjabat sebagai patih Kanjeng Ratu Kidul yang memimpin bala tentara laut selatan. Tapi banyak juga yang menyamakan Nyi Roro kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul sebagai sosok yang sama. Nyi Roro Kidul juga disebutkan menjadi Juru pesan bagi Kanjeng Ratu Kidul. Terkadang disebut memberikan cobaan kepada orang yg bertapa, apabila orang tersebut lulus ujian maka keinginan hatinya terkabulkan. Legenda Nyi roro kidul yang berasal dari Kerajaan Sunda Pajajaran berumur lebih tua daripada legenda Kerajaan Mataram dari abad ke-16. Meskipun demikian, penelitian atropologi dan kultur masyarakat Jawa dan Sunda mengarahkan bahwa ceritera legenda Ratu Laut Selatan Jawa kemungkinan berasal dari kepercayaan animistik prasejarah yang jauh lebih tua lagi, dewi pra-Hindu-Buddha dari samudra selatan. #NyiRoroKidul #goddess #dewi #myth #draw #drawing #art #arts #illust #illustrator #illustration #illustrations #drawings #sketch #sketches #illust #pencilsketch #pencildrawing #colorpencil #coloredpencil #Indonesia #watercolor #pencildraw #pencilart


Nyi Blorong

 



Nyi Blorong merupakan sosok legenda Indonesia yang berwujud wanita cantik, bertubuh manusia dari pinggang ke atas, dan berwujud ular dari pinggang ke bawah. Ia merupakan panglima terkuat yang dimiliki oleh Kanjeng Ratu Kidul. Nyi Blorong dipercaya dapat mendatangkan kekayaan bagi orang yang tertarik mengajaknya untuk bersekutu. Setiap kedatangan Nyi Blorong, ia akan meninggalkan kepingan-kepingan emas. Emas tersebut konon sebenarnya merupakan sisik-sisik tubuhnya. Meruntut kebelakang, Mahluk mitologi setengah manusia setengah ular dalam mitologi Hindu adalah bangsa Naga ( Pria ) Nagi ( Wanita ) makhluk setengah dewa, setengah manusia. Mereka adalah mahluk yang kuat dan menawan yang dapat mengambil bentuk manusia seluruhnya atau seluruhnya berbentuk ular dan berpotensi berbahaya tetapi seringkali bermanfaat bagi manusia. Mereka tinggal di sebuah kerajaan bawah tanah yang disebut Naga-loka, atau Patala-loka, yang dipenuhi dengan istana-istana megah, yang dihiasi dengan indah permata-permata berharga. Dewa pencipta Brahma menurunkan naga ke wilayah bawah ketika mereka menjadi terlalu padat di bumi dan memerintahkan mereka untuk hanya menggigit yang benar-benar jahat atau mereka yang ditakdirkan untuk mati sebelum waktunya. Mereka juga terkait dengan air — sungai, danau, laut, dan sumur — dan merupakan penjaga harta karun ( yg di maksud adalah tanah yag kaya kekayaan alam, tambang dan fosil mineral seperti Intan, permata, berlian, emas, batu bara dll ) bagaiman sosok Naga yang Merupakan mahluk setengah dewa itu menjadi menakutkan, pesugihan, jin, mahluk halus seperti sekarang ini? Hal ini bisa dijelaskan dengan istilah antropologis yaitu demonisasi, sebuah proses pencitraan yang mengubah sesuatu menjadi sosok negatif yang menakutkan. Hal ini kerap terjadi pada sosok-sosok yang terdapat dalam agama atau sistem kepercayaan yang tergantikan oleh yang baru. #NyiBlorong #Naga #nagaloka #goddess #dewi #myth #draw #drawing #art #arts #illust #illustrator #illustration #illustrations #drawings #sketch #sketches #illust #pencilsketch #pencildrawing #colorpencil #coloredpencil #Indonesia #watercolor #pencildraw #pencilart


Dewi Lanjar

 



Dewi Lanjar #DewiLanjar Ratu Laut Utara adalah sosok legenda penguasa laut utara pulau Jawa, khususnya di utara Pekalongan, Jawa Tengah.
#goddess #dewi #myth #draw #drawing #art #arts #illust #illustrator #illustration #illustrations #drawings #sketch #sketches #illust #pencilsketch #pencildrawing #colorpencil #coloredpencil #Indonesia #watercolor #pencildraw #pencilart

Sunday, May 2, 2021

Tentang Gandarwa

catatan yang saya simpan untuk data karya ilustrasi 

Genderuwo, Perjalanan Sang Rupawan Menjadi Momok

Beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo menyindir lawan politiknya yang beliau tuduh sering menyebarkan perasaan takut dalam berkampanye dengan istilah “politik genderuwo”.

Terlepas dari pro kontra istilah yang digunakan kepala negara yang lebih dikenal dengan sebutan Jokowi tersebut, ada catatan kecil antropologis-mitologis yang menarik mengenai sosok genderuwo itu sendiri. Sosok ini ada di folklore atau mitos rakyat di budaya Jawa dan Sunda dan dikenal sebagai salah satu mahluk halus yang cenderung jahat dan usil sifatnya, meski tidak semuanya.

Berkelamin laki-laki dengan tubuh tinggi besar dan berbulu lebat bak kera, genderuwo menjadi sosok menakutkan dalam alam bawah sadar orang-orang Indonesia yang tumbuh di kultur Jawa dan Sunda.

Namun jika ditilik dari berbagai sudut, genderuwo ini kemungkinan besar adalah korban hoaks yang telah terjadi beratus-ratus tahun lamanya.

Secara umum sudah diakui bahwa kata genderuwo berasal dari bahasa Jawa kuno (Kawi) gandharwa yang diambil dari kata Sansekerta gandharva. Dalam mitologi Hindu dan Budha, gandharva adalah sosok setengah dewa rupawan berjenis kelamin laki-laki yang berperan sebagai pemusik, penari maupun pembawa berita bagi para dewata. Sosok perempuan pasangan gandharva adalah hapsara atau apsara.

Penggambaran ini secara pasti berlaku di pulau Jawa sebelum kedatangan agama Islam, karena sosok gandharwa dan apsara yang seringkali berpasangan, maupun sendirian, ditemukan di berbagai relief yang terpahat di candi-candi kita, misalnya di Candi Mendut, Prambanan dan Borobudur.

Gandharwa dan apsara pada saat itu kemungkinan besar dipercayai sebagai mahluk halus setara dengan bidadara dan bidadari dan dalam perannya sebagai pembawa pesan dewata sering melakukan kontak dengan manusia. Kedekatan para gandharwa dan apsara dengan dunia manusia ini menarik karena sosok genderuwo sendiri dipercayai bisa melakukan kontak dengan manusia dan sering menampakkan diri.

Sering hadirnya sosok setengah dewa seperti bidadari dalam dunia manusia adalah salah satu motif cerita yang kerapkali muncul dalam cerita rakyat Nusantara, seperti legenda Jaka Tarub yang terkenal itu. Hal ini menguatkan tesis bahwa rakyat Nusantara di jaman lampau mempercayai kontak dengan mahluk supranatural semacam bidadari atau apsara dan gandharwa.

Pertanyaannya bagaiman sosok gandharwa yang rupawan itu menjadi menakutkan seperti yang sudah terbentuk dewasa ini? Hal ini bisa dijelaskan dengan istilah antropologis yaitu demonisasi, sebuah proses pencitraan yang mengubah sesuatu menjadi sosok negatif yang menakutkan. Hal ini kerap terjadi pada sosok-sosok yang terdapat dalam agama atau sistem kepercayaan yang tergantikan oleh yang baru.

Dalam ilmu mitologi komparatif, misalnya, hal ini terjadi pada sosok dewa alam Yunani dan Romawi Pan yang berbentuk manusia setengah kambing. Setelah masuknya agama Kristen di benua Eropa, sosok Pan yang populer di daerah pedesaan mengalami proses demonisasi menjadi sosok setan di budaya Eropa yang seringkali muncul di karya fiksi Barat saat ini, yaitu mahluk setengah manusia setengah kambing atau manusia bertanduk berekor.

Di mitologi pulau Jawa sendiri, hal ini terjadi juga pada sosok Kanjeng Ratu Kidul.  Antropolog Belanda Roy E. Joordan, setelah meneliti sosok Ratu Kidul, berpendapat bahwa sosok tersebut sudah lama ada di tanah Jawa, bahkan ada sebelum masuknya Hindu ke Nusantara. Pada jaman Hindu-Budha, menurut Roy, sosok Ratu Kidul sering diidentikkan dengan dewi Tara Hijau.

Tapi, setelah masuknya Islam ke tanah Jawa, sosok ini menjelma menjadi semacam ratu bangsa jin seperti yang digambarkan pada Babad Tanah Jawi. Semenjak itu, sifat angker melekat pada Ratu Kidul, padahal sebagai Tara hijau, sosok ini dahulunya dianggap sebagai sosok penyelamat dari marabahaya.

Proses yang sama terjadi pada sosok Kuntilanak, yang berasal dari folklore Melayu. Sosok ini dikenal oleh bangsa-bangsa  serumpun kita baik di Malaysia maupun Filipina dengan berbagai variasi nama seperti Matianak dan Pontianak.

Dalam sebuah dokumenter  disutradarai V. Williams yang ditayangkan National Geographic pada tahun 2002, sosok Kuntilanak dijelaskan berasal dari sosok-sosok magis yang dikenal oleh suku-suku dalam Melayu seperti suku Semelai yang masih tinggal di hutan.

Dalam kepercayaan suku Semelai, Pontianak adalah mahluk halus bersifat penyembuh yang dipanggil dukun Semelai (Puyang) untuk membantu dalam pencarian arwah yang hilang di hutan. Sosok Pontianak, yang juga merupakan asal usul nama kota Pontianak, bergeser dari mahluk halus bersifat baik menjadi momok yang mengerikan seiring dengan masuknya agama-agama baru ( Islam di Malaysia dan Indonesia dan Kristen Katolik di Filipina).

Proses demonisasi yang dialami sosok Ratu Kidul dan Kuntilanak sangat mungkin telah terjadi pula pada genderuwo.

Karena itu, genderuwo sebagai sebuah metafora lebih cocok untuk diaplikasikan pada fenomena hoaks daripada politik menakuti (fear mongering), karena dengan semua disinformasi dan propaganda, sosok rupawan gandharwa bisa akhirnya menjelma menjadi menyeramkan dan jahil.

Dalam pidatonya di World Economic Forum on ASEAN, September lalu, di Hanoi, Vietnam, Jokowi menyebut sosok-sosok Avengers dari Marvel Comics sebagai sebuah analogi. Avengers adalah sekelompok dewa dan sosok setengah dewa yang menjadi pahlawan pembela kemanusiaan.

Dalam hal ini, gandharwa dahulu pun adalah sosok-sosok yang tidak jauh berbeda dengan Avengers: mahluk-mahluk yang bisa diminta tolongi untuk bermediasi dengan kekuatan alam dan para dewata. Sayang sekali jika para Avengers Nusantara ini, akibat hoaks yang berkepanjangan, tetap menajadi momok nasional akibat ketidaktahuan kita akan khasanah budaya sendiri






Saturday, August 1, 2020

Tumpeng

Tumpeng


Bicara tentang Tumpeng berarti kita membicarakan suatu hidangan yang ditata penuh filosofi. Terutama filosofi luhur masyarakat tanah jawa.

Kata tumpeng sendiri adalah singkatan dari kalimat bahasa jawa  “ yen metu kudu mempeng “ Yang dalam bahasa indonesia artinya “ kalau keluar ( lahir ) harus bersungguh sungguh. Filosofinya adalah apabila manusia  sudah keluar dari rahim atau di lahirkan, maka harus menjalani kehidupan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat.

Bentuk kerucut dari Nasi tumpeng sendiri punya arti bahwa kehidupan manusia harus makin lama makin menanjak. Makin banyak belajar makin mengamalkan ilmu dan kebaikan. Makin tua makin bijak dan menjadi mulia. Selain itu karena keadaan pulaujawa secara geografis banyak gunung berapi dan tanah berbukit maka merupakan simbol dari gunung. Terutama Gunung Mahameru ( Semeru, Gunung Tertinggi di Pulau Jawa ) yang dipercaya adalah tempat bersemayam Sang Hyang, arwah mulia para leluhur yang di hormati.

Nasi atau beras yang menjadi bahan utama tumpeng adalah perlambang berkat, kemurahan dan kehidupan yang diberikan alam kepada umat manusia.

Tumpeng biasanya di dampingi 7 lauk. tujuh dalam bahasa jawa di ucapkan “pitu” yang di artikan sebagai singkatan dari “ pitulungan “.  dalam bahasa indonesia pitulungan berarti pertolongan. Disini maksudnya adalah pertolongan dari Tuhan. Dan karena itu manusia harus bersyukur karena selalu dalam perlindungan  dan pertolongan Tuhan.

Ayam jantan yang di masak Ingkung dan di beri areh adalah simbol dari manusia menahlukkan sifat sifat buruk. Ayam jantan digambarkan sebagai sifat sombong, angkuh, menang dan benar sendiri, , pongah, congkak ( berjalan mengangkat  kepala dengan kaki berjingkat }, suka mencela ( berkokok keras ) tidak setia pada istri dan tidak perhatian pada anak ( kawin mawin dengan banyak ayam betina, tidak ikut menjaga anak anak ayam ). Ayam di masak ingkung, mengambil kata ingkung dari kata manekung yg berarti mengalahkan sifat buruk dengan berdoa dengan khusuk. Bumbu  warna kuning dari kunir, diambil dari kata kuning menjadi wening  yang artinya keheningan hati terjaga kebersihan dan kesucian nya.  Dan di beri areh  ( kaldu santan kental ) areh di ambil kata “reh ‘ artinya “ngereh rasa”  yang artinya pengendalian dan penaklukan diri. Ayam jantan sendiri meweakili berkat  alam dari  hewan yang hidup darat.

Ikan adalah simbol berkat yang di dapat dari laut, air atau sungai. Yang di pakai adalah Ikan teri yang dimasak dengan kacang tanah dan potongan cabai . filosofi masakan ini adalah gambaran dari harmoni manusia yang bisa hidup harmonis dan berdampingan dengan alam dan bisa rukun dengan banyak orang. Selain  Ikan teri bisa juga di sajikan ikan pathek yang hidup dan berenang bergerombol di laut yg di artikan sebagai kehidupan sosial yang rukun bersama sama.

Selain ikan teri juga di sajikan ikan Lele. Biasa di masak dengan goreng atau di bakar. Filosofi ikan lele adalah ketabahan dan  bisa bertahan dalam situasi yang sulit.  Di ambil dari karakter ikan lele yang bisa hidup dalam air yang tidak memngalir, tidak jernih dan pada dasar sungai atau rawa. Tapi dewasa ini ikan lele di ganti dengan ikan seperti bandeng dan tongkol karena di anggap bentuknya tidak menarik.

Telur ayam atau bebek yang di rebus atau di masak pindang masih dengan kulit cangkangnya. Punya nilai pengajaranan tentang “ tata, titi, titis, tatas “ yang berarti bekerja yang tertata (terencana),  teliti, tepat dan dikerjakan dengan benar serta selesai dengan tuntas.

Adapun Untuk ragam macam sayuran yang di sajikan, yang merupakan simbol berkat yang tumbuh dari tanah, adalah sebagai berikut :

 Kangkung, bayam, taoge, kacang panjang, bawang merah, kluwih, bumbu urap, cabe.

Kangkung  mengambil kata Jinangkung  yang artinya mengayomi dan melindungi.

Bayam dalam bahasa jawa di sebut bayem, di ambil menjadi kata “ayem “ yang berarti ayem tentram.

Kecambah atau taoge adalah simbol kehidupan yang tumbuh dan berkembang.

Kacang panjang melambangkan pemikiran yang jauh ke depan atau mempersiapkan masa depan yang panjang

Bawang merah dalam bahasa jawa brambang di ambil katanya  dari “ tinimbang” yang artinya pertimbangan. Arti filosofinya adalah bertidak dengan mempertimbangkan segala sesuatu bai buruknya.

Cabai merah yang di letakkan di puncak kerucut nasi tumpeng adalah simbol dari lidah api. Filosofinya adalah hidup manusia harus  menyala terang, menerangi dan menjadi teladan kebaikan bagi banyak orang.

Kluwih sejenis buah seperti sukun. Dari kluwih di ambil kata Luwih yang dalan bahasa indonesia artinya lebih. Hidup yang lebih dari orang lain. Lebih bijaksana, lebih berpengetahuan, lebih dalam murah hati.

Urap adalah sayur yang di olah dengan kelapa parut berbumbu. Dari urap di ambil kata urip yang dalam bahasa indonesia berarti hidup. Yang secara filosofis maksanya adalah hidup yang mampu menafkai dan mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Dan untuk mewakili berkat yang di dapat dari dalam tanah, atau biasa di sebut dalam bahasa jawa Bolo Pendem adalah ubi ubian seperti : ketela, singkong, ubi, talas, kacang tanah atau kentang yang di masak dengan di rebus atau di potong kemudian di goreng. Makna dari penyajian Bolo pendem ini adalah andhap asor, rendah hati. Hidup yang sederhana , bersahaja dan tidak berlebihan tetapi memberi manfaat sehingga “aji”, “Kajen” di hargai  atau bermartabat.

 

Tentang bagaimana  kita menikmati hidangan tumpeng. Sebetulnya menurut cara  tradisional adalah kesalahan besar apabila kita memotong pucuk atas tumpeng. Karena ujung Tumpeng adalah penggambaran Tuhan yang maha Esa dan makin ke bawah makin landai melebar artinya adalah umat manusia. Memotong tumpeng di pucuknya di anggap memotong  putus hubungan antara umat manusia dengan Sang pencipta dan juga Hubungan dengan para Leluhur. Seharusnya cara menikmati tumpeng di mulai dengan mengambil nasi dari sisi bawah  yang landai secara melingkar bersama sama.  Lalu puncak tumpeng akhirnya akan turun dan menjadi satu bagian dengan dasarnya yang berarti manunggaling Kawula Gusti.  Kesatuan manusia dengan Tuhan dan kepada sang Pencipta pada akhirnya semua umat manusia dan mahluk kembali.

Demikian rangkuman filosofi tentang nasi tumpeng. Sungguh luar biasa kaya makna  bukan teman teman?

Novi Christinawaty

#foodillustration #foodsillustration #foodsdrawing #fooddoodle #doodle #doodles #foodillust #fooddrawing #drawingfood #food #foods #streetfood #jajanpasar #Foodsillust #drawing #illustration #illustrations #illustrator #arts #art #illust #sketches #pencildrawing #sketch #watercolor #indonesianfood


Puber kedua pada pria dan perselingkuhan

Denger deddy issue ini jadi paham bahwa pria di usia sekitar 40 tahun masuk puber kedua. Sedang wanita di usia 40 tahun insting dan kondisi ...